Selasa, 06 Oktober 2009

Dilema Poligami

Tadinya
Saya berhasrat untuk segera
Karna katanya
Itu sunnah rasul saya
Kebiasaan para sahabat dan pengikutnya


Tiba-tiba semua asa hilang entah kemana
Tanpa dinyana
Baiklah, saya batalkan saja itu rencana
Tapi tak apa
Sungguh tidak apa-apa


Toh, sebenarnya saya sudah menjalankannya
meskipun bukan dengan manusia
Belum dengan makhluknya yang paling sempurna
Sudah ada tiga yang meminang saya
Yang pertama bernama agama
Yang kedua biasa dipanggil negara
Dan ketiga adalah buku-buku saya
Kalaupun ada dia
Dia hanya bakal jadi nomor empat kedudukannya
"Jadi sepertinya tidak perlu segera," pikir saya


Dengan pasangan yang berjumlah tiga saja
Saya belum bisa adil, kata mereka
Padahal hampir tiap hari saya layani ketiganya
Sesering mungkin kami bersenggama
Saya puas, lemas, tapi tidak dengan mereka
"Sujudmu terlalu prematur!" kata Agama
"Gerakanmu minimal, kurang liar!" ujar Negara
"Stamina matamu payah, terlalu cepat lelah!" Buku-buku turut bersuara
"Jangan dulu coba-coba cari si nomor empat!" ketiganya kompak bersabda


Yasudah, saya menurut saja
Saya tidak akan mencari, tapi jangan salahkan si nomor empat kalau dia mencari saya
Sementara, cukuplah cinta saya dibagi tiga


Lalu, sayup-sayup saya mendengar suara
"Kalau si nomor empat bisa membuat cintanya jadi berlipat, sehingga bisa dibagi rata berempat, baru kita ijinkan dia"
Ternyata itu suara mereka bertiga
Sedang menyidangkan perkara suaminya


Agustus'09
Mengenang Alm.WS.Rendra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar